Senin, 15 Juni 2015

Tanaman Temu Giring



Tanaman Temu Giring ( Curcuma heyneana Val. & V. Zyp) 
1. Sistematika dan klasifikasi tanaman
Temu giring atau Curcuma heyneana, merupakan sejenis tanaman dari familia Zingiberaceae, tempat pertumbuhannya yang utama di pulau Jawa (Kartasapoetra, 2004:60) Nama umum atau nama daerah adalah temu poh (Bali), temu giring (Jawa) (Hariana, 2006 : 125)
Temu giring banyak ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan kecil atau peladangan dekat rumah penduduk, terutama di kawasan Jawa Timur. Kini, temu giring sudah banyak diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman apotik hidup, terutama di pulau Jawa. Penduduk Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat sudah mengusahakannya sebagai bahan jamu atau obat tradisional yang relatif menguntungkan.
Adapun taksonomi tanaman rimpang temu giring diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Bangsa            : Zingiberales
Suku                : Zingiberaceae
Marga              : Curcuma
Jenis         : Curcuma heyneana Val & V.Zyp (Syamsuhidayat dan Hutapea,        1991 : 54)
2. Ciri morfologis
Temu giring merupakan tanaman tahunan yang tegak dengan tinggi mencapai 2 m. Rimpangnya panjang dan sempit karena membengkok ke arah bawah. Rimpang ini tumbuh ke bawah dengan cabang yang membentuk bujur sangkar. Bau temu giring terutama rimpangnya cukup khas sedangkan rasanya pahit, agak pedas dan lama-kelamaan menimbulkan rasa tebal. Warna bagian dalam rimpang yaitu kuning jeruk (Bardan, 2007 : 54) Bentuk bagian luar rimpang adalah keping pipih, ringan, bentuk hampir bulat sampai jorong atau bulat panjang kadang bercabang dan berbentuk tidak beraturan. Tebal keping 1 mm sampai 4 mm, panjang 2 cm sampai 5 cm, lebar 5 mm sampai 4 cm. Bagian tepi rimpang berombak atau berkeriput, berwarna coklat (Depkes, 1989 : 169). Daunnya berbentuk lanset yang melebar. Helain daunnya tipis, uratnya kelihatan dan berwarna hijau muda (Muhlisah, 1999 : 53) 
3. Habitat Temu giring
Temu giring banyak tumbuh di daerah Jawa terutama di hutan-hutan dan dapat tumbuh dimana saja, bahkan di tempat yang berbatu sekalipun, sampai pada ketinggian 750 m di atas permukaan laut. Penanaman dilakukan dengan rimpangnya, musim bunganya berlangsung dari bulan Agustus sampai bulan Mei berikutnya, tetapi paling banyak dijumpai dibulan September sampai Desember (Haryanto, 2006: 18). Temu giring dapat hidup dengan baik dalam keadaan lingkungan yang redup, sejuk dan terlindung dari sinar matahari langsung, lahan penanamannya yang berada di bawah naungan pohon sangat tepat sebagai tempat tumbuhnya (Muhlisah, 1999 : 54)
4. Kandungan kimia
Rimpang temu giring mengandung minyak atsiri 0,8 – 3 %. Kandungan bahan lainnya antara lain amilum, damar, lemak, tannin, saponin, flavonoide dan kurkumin (Muhlisah, 1999 : 55)
5. Khasiat Temu giring
Rimpang temu giring memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai obat untuk menyembuhkan cacingan, luka, penyakit kulit, penenang, pembersih darah dan kosmetika. Di Jawa Tengah rimpang temu giring digunakan sebagai campuran bedak untuk menghaluskan dan membersihkan kulit. (Rukmana, 2004: 64)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar