Tanaman Temu Giring ( Curcuma heyneana Val. & V. Zyp)
Temu giring
atau Curcuma heyneana, merupakan
sejenis tanaman dari familia Zingiberaceae, tempat pertumbuhannya yang utama di
pulau Jawa (Kartasapoetra, 2004:60) Nama umum atau nama daerah adalah temu poh
(Bali), temu giring (Jawa) (Hariana, 2006 : 125)
Temu giring
banyak ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan kecil atau peladangan dekat rumah
penduduk, terutama di kawasan Jawa Timur. Kini, temu giring sudah banyak
diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman apotik hidup, terutama di pulau
Jawa. Penduduk Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat sudah mengusahakannya
sebagai bahan jamu atau obat tradisional yang relatif menguntungkan.
Adapun taksonomi
tanaman rimpang temu giring diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga :
Curcuma
Jenis : Curcuma
heyneana Val & V.Zyp (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991 : 54)
2. Ciri morfologis
Temu giring
merupakan tanaman tahunan yang tegak dengan tinggi mencapai 2 m. Rimpangnya
panjang dan sempit karena membengkok ke arah bawah. Rimpang ini tumbuh
ke bawah dengan cabang yang membentuk bujur sangkar. Bau temu giring terutama
rimpangnya cukup khas sedangkan rasanya pahit, agak pedas dan lama-kelamaan
menimbulkan rasa tebal. Warna bagian dalam rimpang yaitu kuning jeruk (Bardan,
2007 : 54) Bentuk bagian luar rimpang adalah keping pipih, ringan, bentuk
hampir bulat sampai jorong atau bulat panjang kadang bercabang dan berbentuk tidak beraturan. Tebal keping 1 mm sampai 4 mm, panjang 2
cm sampai 5 cm, lebar 5 mm sampai 4 cm. Bagian tepi rimpang berombak atau
berkeriput, berwarna coklat (Depkes, 1989 : 169). Daunnya
berbentuk lanset yang melebar. Helain
daunnya tipis, uratnya kelihatan dan berwarna hijau muda (Muhlisah, 1999 : 53)
3. Habitat Temu giring
Temu giring
banyak tumbuh di daerah Jawa terutama di hutan-hutan dan dapat tumbuh dimana
saja, bahkan di tempat yang berbatu sekalipun, sampai pada ketinggian 750 m di
atas permukaan laut. Penanaman dilakukan dengan rimpangnya, musim bunganya berlangsung
dari bulan Agustus sampai bulan Mei berikutnya, tetapi paling banyak dijumpai
dibulan September sampai Desember (Haryanto, 2006: 18). Temu giring dapat hidup
dengan baik dalam keadaan lingkungan yang redup, sejuk dan terlindung dari
sinar matahari langsung, lahan penanamannya yang berada di bawah naungan pohon
sangat tepat sebagai tempat tumbuhnya (Muhlisah, 1999 : 54)
4. Kandungan kimia
Rimpang temu giring mengandung minyak atsiri 0,8 – 3 %. Kandungan bahan lainnya antara lain
amilum, damar, lemak, tannin,
saponin, flavonoide dan kurkumin (Muhlisah,
1999 : 55)
5. Khasiat Temu giring
Rimpang temu giring memiliki banyak kegunaan, antara
lain sebagai obat untuk menyembuhkan cacingan, luka, penyakit
kulit, penenang, pembersih darah dan kosmetika. Di Jawa Tengah rimpang temu
giring digunakan sebagai campuran bedak untuk menghaluskan dan membersihkan
kulit. (Rukmana, 2004: 64)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar